Sangatlah sulit untuk menentukan binatang apa yang berada di urutan paling atas. Binatang beracun membawa senyawa kimia berbahaya yang di sebut racun. Biasanya, racun ini digunakan sebagai alat untuk membela diri dan disimpan dalam kulit atau kelenjar khusus. Dibandingkan dengan binatang-binatang berbisa, yang mengirimkan racunnya melalu sengatan atau gigitan, digunakan lebih untuk berburu selain dari membela diri.
Masalahnya adalah bagaimana mendefinisikan “berbisa” atau “beracun”. Ada satu kriteria yang dapat di gunakan untuk mengevaluasi seberapa mematikannya sebuah senyawa, dan ini di sebut LD50 (Lethal Dose 50). LD50 adalah dosis dari sebuah senyawa yang di perlukan utnuk membunuh 50 % dari subyek dalam 24 jam. Anda dapat membayangkan betapa sulitnya menghitung LD50 dari beberapa senyawa ke subyek manusia. Tidak ada yang melakukan penelitian di lab yang membunuh manusia untuk mengetahui seberapa parahkan senyawa beracun tertentu itu. Ini berarti LD50 secara statistik harus berdasarkan penelitian di lab dengan menggunakan binatang percobaan (umumnya tikus).
Masalahnya adalah bagaimana mendefinisikan “berbisa” atau “beracun”. Ada satu kriteria yang dapat di gunakan untuk mengevaluasi seberapa mematikannya sebuah senyawa, dan ini di sebut LD50 (Lethal Dose 50). LD50 adalah dosis dari sebuah senyawa yang di perlukan utnuk membunuh 50 % dari subyek dalam 24 jam. Anda dapat membayangkan betapa sulitnya menghitung LD50 dari beberapa senyawa ke subyek manusia. Tidak ada yang melakukan penelitian di lab yang membunuh manusia untuk mengetahui seberapa parahkan senyawa beracun tertentu itu. Ini berarti LD50 secara statistik harus berdasarkan penelitian di lab dengan menggunakan binatang percobaan (umumnya tikus).